- Wednesday, October 26, 2016

Metode Penelitian: Sejarah Teknik Industri di Indonesia

Nama   : Septia Iryani
NPM   : 3A414146
Kelas   : 3ID01


Revolusi Industri, yang dimulai di Inggris pada abad ke-delapan belas , mengubah secara drastis praktik-praktik manufaktur yang memicu kelahiran dunia ilmiah pada abad berikutnya. Inovasi teknologi bermunculan  mempermudah suatu sistem pabrik untuk memproduksi lebih banyak produk dengan tenaga kerja yang sedikit dan memberikan mekanisasi dari banyak operasi manual tradisional dalam dunia industri tekstil. Inovasi terpenting yang mengawalinya adalah mesin uap yang dikembangkan oleh James Watt pada tahun 1765 yang memberikan pabrik-pabrik sumber energi uap yang murah untuk menghasilkan produk yang melimpah.

Teknik Industri lahir pada akhir abad ke - sembilan belas. Teknik Industri adalah profesi dinamis yang perkembangannya didorong oleh tantangan dan tuntutan dari manufaktur, pemerintah dan layanan organisasi sepanjang abad kedua puluh. Teknik Industri juga merupakan profesi yang masa depannya tidak hanya bergantung pada kemampuan praktisi untuk bereaksi dan memfasilitasi operasional dan perubahan organisasi tapi lebih kepada kemampuan mereka untuk mengantisipasi dan memimpin perubahan itu sendiri. 


Dalam berjalannya era industri lahirlah konsep-konsep dari para tokoh pemikir untuk lebih mengefektikan dan mengefisiensikan produktivitas pekerja. Konsep tentang spesialisasi pekerja yang disampaikan Adam Smith, “motion and time” dari charles Babbage, “Interchangeable manufacture” dari Eli Whitney, dan yang paling utama adalah konsep dari Frederick Winslow Taylor mengenai “scientific method” dan beberapa tokoh lainnya seperti Frank Gilbert dan Lillian Gilberth menuntut keahlian teknis yang terlatih yang dapat merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakkan/memimpin operasi-operasi dari sebuah sistem yang besar dan kompleks.

Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Universitas Sumatera Utara [USU] Medan pada tahun 1965 dan dilanjutkan dengan Teknik Industri ITB Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjanaTeknik mesinmerupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.

Di Universitas Indonesia, keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan(maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai. Sedangkan sarjana Teknik Mesin tidak mempelajari sistem pengoperasian tersebut secara keseluruhan. Sekitar tahun 1955, terdapat gagasan untuk menambah perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik. 

Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.

Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu PerusahaanStatistikTeknik ProduksiTata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.

Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata CaraPengukuran DimensionalMesin PerkakasPengujian Tak MerusakPerkakas Pembantu danKeselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.

Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen PersonaliaAdministrasi PerusahaanStatistik IndustriPerancangan Tata Letak PabrikStudi KelayakanPenyelidikan Operasional,Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.

Kesimpulan:
Teknik industri adalah suatu ilmu yang terintegrasi dari ilmu-ilmu lainnya mulai dari manajemen, ekonomi, dll. Teknik industri secara singkat adalah ilmu yang digunakan untuk menemukan solusi-solusi dari permasalahan yang ada secara efektif dan efisien dengan memikirkan sumber daya yang terbatas. Perkembangan teknik industri di indonesia bisa dikatakan cepat karena banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang membuat jurusan ini menjadi jurusan yang banyak dicari oleh perusahaan. Lulusan teknik dicari untuk membantu perusahaan dalam proses produksi, pengendalian mutu hingga sampai tahap inventory. 


Sumber: http://malahayati.ac.id/?p=18439

No comments:

Post a Comment