Tulisan 3
Tugas Ilmu Budaya Dasar
Nama
: Septia Iryani
Kelas
: 1ID02
NPM
: 3A414146
Contoh–contoh Penderitaan dan
Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka
penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
- Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
- Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
- Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
- Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
Psikopat
Psikopat adalah bentuk kekalutan mental ditandai dengan tidak adanay
pengorganisasian dan pengintegrasi pribadi. Orangnya tidak pernah bisa
bertanggung jawab secara moral dan selalu berkonflik dengan norma-norma sosial
dan hukum, kerna sepanjang hayatnya orang yang bersangkutan hidup dalam
lingkungan sosial yang abnormal dan immoral yang di ciptakan oleh angan-angan
sendiri. Psikose merupakan gangguan kejiwaan (kelainan kepribadian) yang
meliputi keseluruhan kepribadian (emosi,berpikir, dan sebagainya) seseorang
sehingga orang yang menderita tidak bisa lagi menyesuaikan diri dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Secara teoritis psikose terbagi dua golongan besar,
yakni psikose fungsional dan psikose organic. Psikose fungsional timbul
disebabkan oleh aspek kejiwaan, sedang aspek organic disebabkan kelainan pada
aspek ketubuhan.
Sebab-sebab psikose fungsional:
1. Konstitusi pembawaan mental dn jasmani yang herediter,
diwarisi dari orang tua atau di generasi sebelumnya yang psikotis.
2. Kebiasaan-kebiasaan mental yang buruk sejak masa
kanak-kanak.
Simptom-simptomnya antara lain sebagai berikut;
1) Tingkah laku dan relasi
sosialnya selalu asosial,eksentrik (kegila-gilaan) dn kronis patologis.Tidak
memiliki kesadaraan sosial dan inteligensi-sosial.
2) Sikapnya aneh-aneh, sering
berbuat kasar, bertingkah laku kegila-gilaan, kurang ajar dan ganas.Sikapnya
selalunya tidak menyenangkan orang lain, dan selalu menyakitkan hati.
3) Pribadi yang tidak
stabil.Penilainya terhadap kehidupan dan sikap hidupnya selalu negatif.
4) Emosinya tidak matang,
sering tanpa perasaan.Dia selalu memakai makenisme rasionalisasi untuk
membenarkan tingkah lakunya yang kegila-gilaan.
Psikoneurosa
(neurosa)
Psikoneurosa ialah sekelompok reaksi psikis yang ditandai
secara khas dengan unsur kecemasaan dan secara tidak sadar ditampikan dengan
penggunaan mekanisme pertahanan diri. Neurosa adalah bentuk gangguan atau
kekacauan fungsional pada pensyarafan dan termasuk disintegrasi dari sebahagian
kepribadianya.
Sebab timbulnya psikoneurosa atau neurosa, ialah seperti
berikut:
1) Tekanan-tekanan osial dan tekanan kultural yang
sangat kuat, yang menyebabkan ketakutan-kecemasan dan ketegangan-ketegangan
batin sendiri yang kronis berat sifatnya.
2) Individu mengalami banyak frustrasi,
konflik-konflik emosional dan konflik internal yang serius yang sudah dimulai
sejak masa kanak-kanak.
3) Individu sering tidak
rasional sebab sering memakai defence mechanism yang negatif dan lemah
pertahanan diri secara fizik dan mental.
4) Pribadinya sangat labil
tidak imbang dan kemauannya sangat lemah.
Maka dikelompokkan neurosa ialah gejala-gejala psikis
seperti
berikut: i. Hasteria
ii. Bentuk-bentuk disosiasi kepribadian
Fugue
Fugue merupakan kondisi amnesia (kehilangan ingatan) dan ada
kondisi disosiasi dengan lingkungan.Pasien cenderung untuk melarikan diri
secara fisik dan psikologis (dalam angan-angan dan khyalanya) dari
lingkungan.Ada usaha melupakan kenangan yang tidak menyenangkan, dengan jalan
menekannya kuat-kuat dalam ketaksadaran, karena semua pikiran,perasaan dan
kenangan dianggap sebagai pelanggaran terhadap martabat egonya.Amnesianya
berupa lupa sebahagian atau keseluruhan pada peristiwa dan pengalaman yang
berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa tahun lamannya.
Somnabulisme
(tidur berjalan)
Si penderita tidur sambil berjalan dan berbuat sesuatu,
seperti dalam kedaan dalam mimpi spiritistis.Selagi tidur itu individu
melakukan kembali beberapa pengalaman seperti dilakukan sewaktu jaga.Misalnya
saja berjalan sambil tidur, mengemudikan mobil, mengail, mandi, bermain-main
dan lain-lain.Sebab somnabulisme antara lain ialah shock-shock emosional yang
belum terselesaikan, hingga meninbulkan disosiasi.Lalu secara dramatis
pengalaman tersebut diulangi lagi dalam tido.
Multiple
Personality (pribadi majemuk)
Ada kepecahan pribadi disebabkan oleh satu kompleks kejiwaan
berupa kebiasaan-kebiasaan, emosi-emosi, ide-ide, kenangan-kenangan,
harapan-harapan, dan lain-lain unsur kehidupan psikis yang terkumpul menjadi
satu totalitas dan menjadi satu kepribadiaan komplit.Sedangkan kompleks lainya
berupa harapan,kenangan, perasaan, kebiasaan dan lain-lain yang menjadi
satu kompleks pribadian yang lain menjadi kompenan lawan dari kompleks-kejiwaan
yang pertama.Masing-masing pribadi (dua, tiga atau lebih) itu menjadi otonam,
berdiri sendiri secara berdampingan, berjejer atau berganti muncul.
Namun, mereka tidak berosasiasi (berhubungan) satu sama
lain. Sebab terjadinya multiple personality adalah
:
I. Terdapat
predisposisi kelemahan sistem syaraf, nerveusitas dan kecenderungan
psikoneurotis. II. Penderita
pernah merasakan kesusahan besar, kelelahan hebat, shock emosional kuat dan
maladjustment.
III. Ada
reprei dari beberapa kecenderungan dan komplek kejiwaan yang berbeda, yang
disynthesiskan ke dalam konstelasi beberapa kepridadiaan yang masing-masing
menjadi otonomi atau
doniman.
IV. Ada
dorongan-dorongan subvolutif (bagian dari kemauan) yang cenderung jadi otonom,
mau berdiri sendiri secara liar, berada diluar kesadaran dan di luar kontrol
dari
kemauan.
V. Ambivalensi
atau ambitendensi (yaitu istilah lain dari pluralisasi atau multiple
personality) itu disebabkan oleh lemahnya kemauan, sehingga tidak dapat
integrasi dari elemen-elemen kepribadian, lalu menjadi perpecahan yang sangat
dalam pada diri individu.
Psikastenia
Psikastenia merupakan gejala pikoneurosa yang dibarengi
kompulsi, obsesi, dan ketegangan-ketegangan fobik (akibat fobia).Ada
kecenderungan sangat kuat untuk berfikir ,merasa, berbuat, akan tetapi pada
saat yang sama semuanya dirasakan sebagai hal yang harus ditolak, yang sia-sia
belaka, tidak berguna, ketolol-tololan dan irasional.Terdapat pula kelemahan
mental, sehingga energi psikisnya berkurang sekali.
Simptom-simptom yang sering kali memberangi gejala
psikastenia ialah sebagai berikut:
1. Fobia (phobia) Fobia adalah
ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional dan tidak bisa dikontrol
terhadap suatu situasi atau objek tertentu.Merupakan ketakutan khas yang
neurotis, sebagai simbol dan konflik-konflik neurotis, yang kemudian
menimbulkan ketakutan dan kecemasaan.
2. Simptom Obsesi Obsesi
adalah ideal-ideal atau emosi-emosi kuat yang terus menerus melekat dalam
pikiran, hati dan tidak mau hilang sungguhpun individu yang bersangkutan secara
sadar selalu berusaha untuk menghilangkannya.Biasanya ide-ide dan emosi tidak
menyenangkan, tidak rasional dan tidak patut akan tetapi tidak bisa dibendung
dan dilenyapkan.
3. Simptom Kompulsi Kompulsi
ialah tendens keinginan atau impuls yang tidak tertahankan atau tidak bisa
dicegah untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak bisa dikontrol dan tidak
bisa dikendalikan. Dan sewaktu melakukannya, bertentangan dengan kemauan yang
sadar.Kompulsi ini antara lain berupa mania (waham, kegilaan) untuk
terus-menerus mandi, dan memcuci tangan ticks, mengangguk-angguk sebelum
melewati pintu dan banyak lagi perbuatan yang di anggap kompulsi.
Ticks
(gangguan berupa gerak wajah)
Ticks ialah macam-macam gerak facial atau gerak wajah/muka
seperti dipaksakan. Berupa gerakan-gerakan pengejangan yang habitual dari suatu
kelompok kecil otot-otot tertentu. Misalnya mengedip-ngedipkan mata secara
khas, menggigit-gigit atau ulas-ulas bibir bahagian atas dengan lidah,
mengerut-ngerutkan dahi, menggerak-gerakkan kepala dan lain-lain. Ticks ini
merupakan aktivitas yang disedari, jadi hanya berlangsung pada saat orang tidak
tidur, dan sadar benar.Ada kecenderungan kuat untuk melakukan kebiasaan
tersebut, dan individu yang bersangkutan menghayati kenikmatan, kelegaan dan
kepuasaan sewaktu melalukannya.
Hipokhondria
Hipokhondria ialah kondisi kecemasan yang kronis, dimana
pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis (ziekelijke angst) terhadap
kesehatan
sendiri
Individu yang bersangkutan meyakini betul bahwa dirinya punya penyakit
yang serius. Setiap simptom kesakitan yangsekecil-kecilnya dirasakan sebagi
suatu bencana hebat dan bisa menyebabkan kematian bagi dirinya. Semua ini
disebabkan oleh banyaknya konflik-konflik intrapsikis yang sudah lama mendera.
Bentuk-bentuk penderitaan
Bentuk dari penderitaan, dapat berupa penderitaan
lahir/fisik maupun penderitaan bathin/psikis. Dalam kedua penderitaan tersebut
dapat saling mempengaruhi, yaitu suatu penderitaan fisik dapat menyebabkan
penderitaan psikis, misalnya: ·
seseorang yang menderita sakit parah dan sulit untuk
disembuhkan dapat menyebabkan gangguan kejiwaan atau mengalami stress.
Sebaliknya, seseorang yang sedang mengalami kesedihan yang mendalam, misalnya
karena ditinggal mati orang yang sangat dicintainya, atau ketakutan yang
sangat, misalnya phobia tertentu, dapat mengalami gangguan kesehatan fisik.
Dalam menerima suatu penderitaan adalah subyektif bagi tiap
individu. Hal ini tergantung pada tinggi rendahnya toleransi individual,
sehingga mengandung gradasi dalam penghayatannya. Hal-hal yang dapat membuat
seseorang menderita antara lain adalah siksaan dan kekalutan mental. Bentuk-bentuk
siksaan secara psikis adalah kebimbangan, kesepian dan ketakutan. Kebimbangan
dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana
yang akan diambil.
Kesepian adalah suatu rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya
walaupun ia di lingkungan yang ramai. Ketakutan merupakan bentuk lain yang
dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan bathin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan dengan tidak pada tempatnya, disebut sebagai phobia.
Bentuk-bentuk phobia antara lain, claustrophobia (di ruang tertutup), agora
phobia (di tempat terbuka), gamang (di tempat tinggi), kegelapan, kesakitan,
kegagalan, dll.
No comments:
Post a Comment