- Sunday, December 28, 2014

TUGAS IBD: Tulisan 3: Contoh Penderitaan dalam Kehidupan Sehari-hari, Bentuk-bentuk Siksaa, Kekalutan Mental, dan Penderitaan

Tulisan 3
Tugas Ilmu Budaya Dasar
Nama           : Septia Iryani
Kelas           :  1ID02
NPM           : 3A414146


Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya

Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi  menjadi 2 bagian sebagai berikut :
  •  Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise  merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
  •  Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
  • Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
  •  Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.

 Bentuk-Bentuk Kekalutan Mental 

Psikopat
Psikopat adalah bentuk kekalutan mental ditandai dengan tidak adanay pengorganisasian dan pengintegrasi pribadi. Orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral dan selalu berkonflik dengan norma-norma sosial dan hukum, kerna sepanjang hayatnya orang yang bersangkutan hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal dan immoral yang di ciptakan oleh angan-angan sendiri. Psikose merupakan gangguan kejiwaan (kelainan kepribadian) yang meliputi keseluruhan kepribadian (emosi,berpikir, dan sebagainya) seseorang sehingga orang yang menderita tidak bisa lagi menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Secara teoritis psikose terbagi dua golongan besar, yakni psikose fungsional dan psikose organic. Psikose fungsional timbul disebabkan oleh aspek kejiwaan, sedang aspek organic disebabkan kelainan pada aspek ketubuhan. 
Sebab-sebab psikose fungsional: 
1. Konstitusi pembawaan mental dn jasmani yang herediter, diwarisi dari orang tua atau di generasi sebelumnya yang psikotis.
2. Kebiasaan-kebiasaan mental yang buruk sejak masa kanak-kanak. 

Simptom-simptomnya antara lain sebagai berikut; 
1) Tingkah laku dan relasi sosialnya selalu asosial,eksentrik (kegila-gilaan) dn kronis patologis.Tidak memiliki kesadaraan sosial dan inteligensi-sosial.
2) Sikapnya aneh-aneh, sering berbuat kasar, bertingkah laku kegila-gilaan, kurang ajar dan ganas.Sikapnya selalunya tidak menyenangkan orang lain, dan selalu menyakitkan hati.
3)  Pribadi yang tidak stabil.Penilainya terhadap kehidupan dan sikap hidupnya selalu negatif.
4)  Emosinya tidak matang, sering tanpa perasaan.Dia selalu memakai makenisme rasionalisasi untuk membenarkan tingkah lakunya yang kegila-gilaan. 

 Psikoneurosa (neurosa) 
Psikoneurosa ialah sekelompok reaksi psikis yang ditandai secara khas dengan unsur kecemasaan dan secara tidak sadar ditampikan dengan penggunaan mekanisme pertahanan diri. Neurosa adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsional pada pensyarafan dan termasuk disintegrasi dari sebahagian kepribadianya.

Sebab timbulnya psikoneurosa atau neurosa, ialah seperti berikut:
1)  Tekanan-tekanan osial dan tekanan kultural yang sangat kuat, yang menyebabkan ketakutan-kecemasan dan ketegangan-ketegangan batin sendiri yang kronis berat sifatnya.
2)    Individu mengalami banyak frustrasi, konflik-konflik emosional dan konflik internal yang serius yang sudah dimulai sejak masa kanak-kanak.
3)      Individu sering tidak rasional sebab sering memakai defence mechanism yang negatif dan lemah pertahanan diri secara fizik dan mental.
4)      Pribadinya sangat labil tidak imbang dan kemauannya sangat lemah.

Maka dikelompokkan neurosa ialah gejala-gejala psikis seperti berikut:                                                   i.  Hasteria     
  ii.  Bentuk-bentuk disosiasi kepribadian  

Fugue
Fugue merupakan kondisi amnesia (kehilangan ingatan) dan ada kondisi disosiasi dengan lingkungan.Pasien cenderung untuk melarikan diri secara fisik dan psikologis (dalam angan-angan dan khyalanya) dari lingkungan.Ada usaha melupakan kenangan yang tidak menyenangkan, dengan jalan menekannya kuat-kuat dalam ketaksadaran, karena semua pikiran,perasaan dan kenangan dianggap sebagai pelanggaran terhadap martabat egonya.Amnesianya berupa lupa sebahagian atau keseluruhan pada peristiwa dan pengalaman yang berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa tahun lamannya.

Somnabulisme (tidur berjalan)
Si penderita tidur sambil berjalan dan berbuat sesuatu, seperti dalam kedaan dalam mimpi spiritistis.Selagi tidur itu individu melakukan kembali beberapa pengalaman seperti dilakukan sewaktu jaga.Misalnya saja berjalan sambil tidur, mengemudikan mobil, mengail, mandi, bermain-main dan lain-lain.Sebab somnabulisme antara lain ialah shock-shock emosional yang belum terselesaikan, hingga meninbulkan disosiasi.Lalu secara dramatis pengalaman tersebut diulangi lagi dalam tido.

Multiple Personality (pribadi majemuk)
Ada kepecahan pribadi disebabkan oleh satu kompleks kejiwaan berupa kebiasaan-kebiasaan, emosi-emosi, ide-ide, kenangan-kenangan, harapan-harapan, dan lain-lain unsur kehidupan psikis yang terkumpul menjadi satu totalitas dan menjadi satu kepribadiaan komplit.Sedangkan kompleks lainya berupa harapan,kenangan, perasaan, kebiasaan dan lain-lain  yang menjadi satu kompleks pribadian yang lain menjadi kompenan lawan dari kompleks-kejiwaan yang pertama.Masing-masing pribadi (dua, tiga atau lebih) itu menjadi otonam, berdiri sendiri secara berdampingan, berjejer atau berganti muncul.

Namun, mereka tidak berosasiasi (berhubungan) satu sama lain. Sebab terjadinya multiple personality adalah :                                           

I. Terdapat predisposisi kelemahan sistem syaraf, nerveusitas dan kecenderungan psikoneurotis.         II. Penderita pernah merasakan kesusahan besar, kelelahan hebat, shock emosional kuat dan maladjustment.                                     
III. Ada reprei dari beberapa kecenderungan dan komplek kejiwaan yang berbeda, yang disynthesiskan ke dalam konstelasi beberapa kepridadiaan yang masing-masing menjadi otonomi atau doniman.                                     
IV. Ada dorongan-dorongan subvolutif (bagian dari kemauan) yang cenderung jadi otonom, mau berdiri sendiri secara liar, berada diluar kesadaran dan di luar kontrol dari kemauan.                                       
V. Ambivalensi atau ambitendensi (yaitu istilah lain dari pluralisasi atau multiple personality) itu disebabkan oleh lemahnya kemauan, sehingga tidak dapat integrasi dari elemen-elemen kepribadian, lalu menjadi perpecahan yang sangat dalam pada diri individu.  


 Psikastenia
Psikastenia merupakan gejala pikoneurosa yang dibarengi kompulsi, obsesi, dan ketegangan-ketegangan fobik (akibat fobia).Ada kecenderungan sangat kuat untuk berfikir ,merasa, berbuat, akan tetapi pada saat yang sama semuanya dirasakan sebagai hal yang harus ditolak, yang sia-sia belaka, tidak berguna, ketolol-tololan dan irasional.Terdapat pula kelemahan mental, sehingga energi psikisnya berkurang sekali.

Simptom-simptom yang sering kali memberangi gejala psikastenia ialah sebagai berikut:

1. Fobia (phobia) Fobia adalah ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional dan tidak bisa dikontrol terhadap suatu situasi atau objek tertentu.Merupakan ketakutan khas yang neurotis, sebagai simbol dan konflik-konflik neurotis, yang kemudian menimbulkan ketakutan dan kecemasaan.
2. Simptom Obsesi Obsesi adalah ideal-ideal atau emosi-emosi kuat yang terus menerus melekat dalam pikiran, hati dan tidak mau hilang sungguhpun individu yang bersangkutan secara sadar selalu berusaha untuk menghilangkannya.Biasanya ide-ide dan emosi tidak menyenangkan, tidak rasional dan tidak patut akan tetapi tidak bisa dibendung dan dilenyapkan.
3. Simptom Kompulsi Kompulsi ialah tendens keinginan atau impuls yang tidak tertahankan atau tidak bisa dicegah untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak bisa dikontrol dan tidak bisa dikendalikan. Dan sewaktu melakukannya, bertentangan dengan kemauan yang sadar.Kompulsi ini antara lain berupa mania (waham, kegilaan) untuk terus-menerus mandi, dan memcuci tangan ticks, mengangguk-angguk sebelum melewati pintu dan banyak lagi perbuatan yang di anggap kompulsi.  

Ticks (gangguan berupa gerak wajah)
Ticks ialah macam-macam gerak facial atau gerak wajah/muka seperti dipaksakan. Berupa gerakan-gerakan pengejangan yang habitual dari suatu kelompok kecil otot-otot tertentu. Misalnya mengedip-ngedipkan mata secara khas, menggigit-gigit atau ulas-ulas bibir bahagian atas dengan lidah, mengerut-ngerutkan dahi, menggerak-gerakkan kepala dan lain-lain. Ticks ini merupakan aktivitas yang disedari, jadi hanya berlangsung pada saat orang tidak tidur, dan sadar benar.Ada kecenderungan kuat untuk melakukan kebiasaan tersebut, dan individu yang bersangkutan menghayati kenikmatan, kelegaan dan kepuasaan sewaktu melalukannya.


Hipokhondria                
Hipokhondria ialah kondisi kecemasan yang kronis, dimana pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis (ziekelijke angst) terhadap kesehatan sendiri                Individu yang bersangkutan meyakini betul  bahwa dirinya punya penyakit yang serius. Setiap simptom kesakitan yangsekecil-kecilnya dirasakan sebagi suatu bencana hebat dan bisa menyebabkan kematian bagi dirinya. Semua ini disebabkan oleh banyaknya konflik-konflik intrapsikis yang sudah lama mendera.

Bentuk-bentuk penderitaan
Bentuk dari penderitaan, dapat berupa penderitaan lahir/fisik maupun penderitaan bathin/psikis. Dalam kedua penderitaan tersebut dapat saling mempengaruhi, yaitu suatu penderitaan fisik dapat menyebabkan penderitaan psikis, misalnya: ·        
seseorang yang menderita sakit parah dan sulit untuk disembuhkan dapat menyebabkan gangguan kejiwaan atau mengalami stress. Sebaliknya, seseorang yang sedang mengalami kesedihan yang mendalam, misalnya karena ditinggal mati orang yang sangat dicintainya, atau ketakutan yang sangat, misalnya phobia tertentu, dapat mengalami gangguan kesehatan fisik.
Dalam menerima suatu penderitaan adalah subyektif bagi tiap individu. Hal ini tergantung pada tinggi rendahnya toleransi individual, sehingga mengandung gradasi dalam penghayatannya. Hal-hal yang dapat membuat seseorang menderita antara lain adalah siksaan dan kekalutan mental. Bentuk-bentuk siksaan secara psikis adalah kebimbangan, kesepian dan ketakutan. Kebimbangan dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil.
Kesepian adalah suatu rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya walaupun ia di lingkungan yang ramai. Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan bathin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan dengan tidak pada tempatnya, disebut sebagai phobia. Bentuk-bentuk phobia antara lain, claustrophobia (di ruang tertutup), agora phobia (di tempat terbuka), gamang (di tempat tinggi), kegelapan, kesakitan, kegagalan, dll.




No comments:

Post a Comment